Micellar Liquid Chromatography
1.
Pendahuluan
Micellar Liquid Chromatography (MLC)
atau kromatografi cair misel adalah suatu teknik pemisahan model kromatografi cair kinerja tinggi
fase-terbalik (RPLC) dimana fasa
gerak yang digunakan merupakan surfaktan yang
mengandung gugus fungsi ionik maupun non-ionik pada konsentrasi yang melebihi
konsentrasi misel kritis (cmc). Sedangkan fase diamnya dapat berupa C18 yang
dilapisi dengan monomer adsorpsi surfaktan, membentuk permukaan mirip dengan
bagian luar misel. Keberadaan misel dalam fase gerak dan modifikasi permukaan
fase diam mempengaruhi retensi, selektivitas dan efisiensi.
Komponen MLC: pompa, injector, tubing,
detektor, dll. Karakteristik paling menarik yang ditawarkan oleh MLC sehubungan
dengan RPLC klasik adalah fleksibilitas yang besar yang dihasilkan oleh
berbagai jenis zat terlarut, misel dan interaksi solut dimodifikasi fase diam,
perubahan selektivitas, dan overlaping tailing. Surfaktan yang cocok untuk MLC
harus memiliki cmc rendah karena cmc yang tinggi akan mengakibatkan surfaktan
beroperasi pada konsentrasi yang tinggi, sehingga menghasilkan solusi kental,
memberikan tekanan sistem yang tinggi yang tidak diinginkan, dan kebisingan
pada latar detektor UV. Selain itu,MLC juga dapat diinjeksi langsung cairan
fisiologisnya. Misalnya: urine, plasma, serum dan susu, tanpa pra perawatan
lainnya selain filtrasi, dengan tidak ada peningkatan tekanan sistem atau tidak
ada kerusakan terlihat meskipun sering digunakan untuk injection protein,
mempercepat gerak kolom yang tersapu tanpa bahaya. Untuk mencegah kontaminasi
kolom dengan cara pengenceran atau penyaringan sampel sebelum injeksi. Beberapa
contoh, seperti serum, perlu sentrifugasi sebelum analisis kromatografi. Ini
sedikit pra perawatan meminimalkan paparan kolom untuk senyawa yang tidak
diinginkan.
Surfaktan yang sering digunakan: anionik sodium
dodecyl sulfat (SDS), bromida cetyltrimethylammonium kationik (CTAB), Triton
X-100 dan non ionik Brij-35.
Table1. Surfaktan yang paling sering digunakan dalam
MLC dan kharakteristiknya
Compound
|
Name
|
Abbr.
|
CMC, mM
|
Aggregat. number
|
Kraftpoint,
oC
|
Molarvolume, molL-1
|
C12H25SO4Na
|
Sodium dodecyl sulfate;
sodiumlaurylsulfate
|
SDS
|
8.1
|
62
|
16
|
0.246
|
C16H33N(CH3)3Br
|
Cetyltrimethylammonium
bromide
|
CTAB
|
0.83
|
90
|
26
|
0.364
|
C12H25(C2H4O)23OH
|
Polyoxyethylene
23dodecyl ether
|
Brij35
|
0.06
|
41
|
100>**
|
1.12
|
C14H22O(C2H4O)9.5
|
p-Octylbenzene polyoxyethylene
9.5alcohol
|
TritonX-100
|
0.3
|
140
|
67**
|
0.743
|
Pemilihan pengubah pelarut organik yang sesuai
di MLC harus mempertimbangkan polaritas dari analit. Untuk senyawa polar, waktu
retensi cukup pendek (di bawah 20 menit) diperoleh dengan 1-propanol,
2-propanol atau asetonitril. Untuk senyawa non-polar atau senyawa dengan
afinitas tinggi untuk surfaktan teradsorpsi pada fase diam, pelarut kuat
sebagai 1-butanol atau 1pentanol.
2. Dasar
Micellar Liquid Chromatography (MLC)
Penggunaan micells (molekul-molekul surfaktan
yang beraosiasi) dalam HPLC pertama kali
dilakukan oleh Amstrong dan Henry
(1980). Karena merupakan HPLC fasa terbalik (RP-HPLC) maka fasa diam non polar,
dimana biasanya rantai hidrokarbon dan fase gerak polar. Fase gerak umumnya
terdiri dari air dan penambahan pelarut organik seperti metanol atau
acetonitril. Pada fase gerak / fase ketiga ke dalam solut yang akan dipisahkan
dialkukan penambahan micel.
Pemisahan komponen didasarkan pada kepolaran.
Bila polaritas komponen turun, waktu tinggal dalam kolom semakin bertambah.
solut dengan polaritas tinggi akan kurang berinteraksi dengan fase diam dan
lebih lama berada dalam fase gerak.
3.
Mekanisme MLC:
1.
Masing-masing
komponen berinteraksi dengan fase diam dengan cara yang berbeda tergantung polaritas
dan hidrofobisitas.
2.
Ketika
larutan analit diinjeksikan ke dalam sistem, mula-mula komponen terpisah dari
fase gerak dan berinteraksi dengan fase diam
3.
Analit
yang nonpolar akan masuk ke fasa diam C-18 yang juga nonpolar. Interaksi antara
analit yang nonpolar akan semakin kuat dengan kolom C-18 yang nonpolar jika
konsentrasi misel rendah. Karena dengan rendahnya knsentrasi misel
mengakibatkan celah sehingga analit yang nonpolar akan masuk kedalam. Analit yang polar berada di tengah antara
misel dan kolom C-18 sehingga lebih mudah ditarik oleh misel dan lebih dahulu
keluar kolom. Dimana urutan keluar analit berdasarkan kepolaran yakni:
polar-kurang polar-nonpolar.
4.
Aplikasi MLC:
MLC merupakan pilihan terbaik dibanding LC
ion-exchange, LC ion-pairing untuk pemisahan molekul bermuatan ,Pemisahan campuran bermuatan dan solut netral,
injeksi serum dan cairan fisiologi yang lain, analisis senyawa farmasi,
pemisahan dari enantiomer, analisis organometal anorganik, dan lain-lain.
Contoh:
1. Analisis Residu Sulfonamide dalam Makanan
Fase
gerak: Sodium Dodecyl Sulfate 0,04 M pH: 4,6.
Hydrophilic segmentHydrophobicsegment
Micell Normal
Ket:
2. Analisis
Ranitidine Hydrochloride dalam dosage tablet
Fase
gerak: 8%n-Butanol3 M, pH:
5,9±0,3 di tambah Asam Orto Phosphoric
Laju Alir: 1 mL/min
Detektor: UV 280,3 nm
5. Kelebihan MLC
·
Meningkatkan retensi dan selektifitas berbagai solut yang sulit dipisahkan
·
Ramah lingkungan
·
Murah
·
Penggunaannya
lebih fleksible untuk beragamanalit
6. Masalah MLC:
Terjadi
pelebaran peak karena analit yang nonpolar akan masuk kedalam kolom C-18 yang
juga nonpolar dan akan sulit keluar kolom. Dapat diatasi dengan
·
penambahan
modifier sehingga analit yang nonpolar
yang terjebak akan keluar karena susunan surfaktan akan dimodifikasi oleh
modifier. Modifier ditambahkan bersamaan dengan aliran fasa gerak. Modifier
dapat berupa alkohol rantai lurus. Seperti n-propanol, n-butanol, n-pentanol,
dll
·
Peningkatan
suhu, untuk mengurangi misel yang menempel pada fasa diam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar